Breaking News

Tulisan yang Baik Dimulai dari Keberanian Menulis

Image by André Santana Design André Santana from Pixabay


Jendelakita.my.id. - Tulisan yang baik pada hakikatnya tidak hanya dilihat dari segi struktur bahasa yang rapi atau pilihan kata yang indah, tetapi juga dari esensi dan kebermanfaatan yang terkandung di dalamnya. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan tulisan yang bagus, setidaknya terdapat tiga syarat utama yang harus dipenuhi. 

Pertama dan yang paling mendasar adalah keberadaan tulisan itu sendiri. Sebuah tulisan dikatakan bagus apabila memang benar-benar ditulis dan dapat dibaca oleh orang lain. Meskipun terdengar sederhana, banyak gagasan hebat yang hanya tersimpan di dalam pikiran, tanpa pernah dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, langkah pertama dan paling penting dalam menulis adalah menuliskannya. Sebagus apa pun ide atau gagasan, jika tidak pernah dituangkan dalam bentuk tertulis, maka ide tersebut tidak akan pernah memiliki kekuatan untuk menyebar, memengaruhi, atau menginspirasi orang lain. Tulisan yang bagus adalah tulisan yang benar-benar ada—bukan hanya dalam angan, tetapi hadir secara nyata di atas kertas atau layar.

Syarat kedua dari tulisan yang berkualitas adalah bahwa tulisan tersebut harus mengandung nilai. Nilai yang dimaksud di sini tidak semata-mata tentang moral atau etika, tetapi juga bisa berupa informasi, pengetahuan, wawasan baru, pandangan kritis, atau bahkan hiburan yang membangun. Tulisan yang memiliki nilai adalah tulisan yang memberi dampak bagi pembacanya, baik dalam hal pola pikir, sikap, maupun pemahaman terhadap suatu hal. Nilai dalam tulisan dapat memperkaya khazanah berpikir seseorang, menggugah rasa ingin tahu, atau bahkan mendorong tindakan positif. Tulisan semacam ini biasanya lahir dari pemikiran yang jernih dan niat yang tulus untuk berbagi sesuatu yang bermanfaat. Penulis yang mampu menghadirkan nilai dalam karyanya biasanya tidak hanya mengandalkan emosi sesaat, tetapi juga melakukan refleksi, riset, dan penyusunan ide yang terstruktur.

Kemudian syarat ketiga adalah bahwa tulisan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan. Artinya, tulisan yang bagus adalah tulisan yang tepat sasaran, sesuai dengan konteks, audiens, dan tujuan penulisannya. Misalnya, tulisan ilmiah harus mampu memenuhi kaidah keilmuan yang berlaku, sementara tulisan populer harus mudah dipahami oleh masyarakat umum. Begitu juga tulisan dakwah, pendidikan, atau opini publik, semuanya harus ditulis dengan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik pembacanya. Tulisan yang sesuai kebutuhan akan lebih mudah diterima dan berdampak karena menjawab persoalan yang sedang dihadapi atau memberikan solusi atas permasalahan tertentu. Dalam konteks ini, penulis perlu peka terhadap situasi dan kondisi sosial, serta mampu menyesuaikan gaya bahasa, sudut pandang, dan struktur penulisan agar dapat menjangkau dan menyentuh hati pembacanya.

Dengan memenuhi ketiga syarat tersebut—yakni tulisan yang benar-benar dituliskan, mengandung nilai, dan sesuai kebutuhan—maka sebuah tulisan dapat dikatakan sebagai tulisan yang bagus. Menulis bukan semata keterampilan teknis, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian kepada ilmu, masyarakat, dan peradaban. Maka, menulislah, karena dari tulisan yang baik, perubahan besar bisa bermula.