Refleksi Pemahaman Psikologi dalam Perspektif Islam
Tulisan Oleh: Deasi Novrianti
Mahasiswa BPI STAIS Bumi Silampari Lubuklinggau
Jendelakita.my.id. - Beberapa konsep dalam teori Freud, khususnya mengenai seksualitas dan agresi, dapat dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam. Hal ini disebabkan oleh pendekatan Freud yang cenderung menitikberatkan pada dorongan naluriah manusia secara biologis, tanpa mempertimbangkan aspek spiritual dan etika keagamaan. Selain itu, teori psikodinamika juga memiliki keterbatasan karena terlalu fokus pada sisi negatif perilaku manusia, seperti konflik batin dan trauma masa kecil, serta kurang memperhatikan sisi positif manusia, seperti spiritualitas, moralitas, dan potensi fitrah yang murni.
Dengan demikian, relevansi teori psikodinamika terhadap konsep keislaman sebenarnya tetap ada, terutama dalam pemahaman tentang dinamika jiwa dan konflik internal. Namun, pendekatan ini perlu diadaptasi dan diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam agar dapat membentuk pemahaman yang lebih menyeluruh dan seimbang. Pendekatan Islam tidak hanya menyoroti aspek psikologis semata, tetapi juga mengarahkan manusia kepada kesempurnaan akhlak dan hubungan spiritual dengan Allah Swt.
Makna psikologi yang saya dapatkan dari penjelasan dosen hari ini adalah bahwa perilaku, sikap, dan cara pandang kita terhadap lingkungan dan makhluk di sekitar kita hendaknya senantiasa diperbaiki seiring dengan perkembangan intelektual kita. Ketika seseorang mampu menunjukkan perubahan positif dalam sikap dan pemikirannya, itu merupakan pertanda kesuksesan yang sesungguhnya.
Alhamdulillah, semoga pemahaman ini bermanfaat bagi kita semua. 🤗