Penjelasan Sederhana tentang Pandangan Behaviorisme Menurut B.F. Skinner
Penulis : Lilik Nurhidayah
NIM : 24702320008
Prodi : Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Jendelakita.my.id. - Dalam pandangan psikologi behaviorisme, manusia dipahami melalui perilaku yang dapat diamati, bukan melalui pikiran atau perasaan yang ada di dalam diri. Artinya, para ahli behaviorisme tidak terlalu tertarik dengan apa yang seseorang pikirkan atau rasakan secara internal, karena hal tersebut sulit diukur secara ilmiah. Fokus utama mereka adalah pada tindakan nyata yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti lingkungan, peristiwa, atau rangsangan tertentu (disebut juga stimulus).
Manusia seperti Mesin yang Merespons Rangsangan
Tokoh utama dalam aliran ini adalah B.F. Skinner. Ia berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berasal dari keinginan dalam diri sendiri. Sebagai contoh, jika seseorang tersenyum, hal itu bisa saja karena sebelumnya ia menerima hadiah atau pujian. Dari situ, ia belajar bahwa tersenyum akan menghasilkan pengalaman positif.
Skinner menggambarkan manusia seperti mesin. Maksudnya, manusia dianggap akan bereaksi secara otomatis terhadap suatu rangsangan, seperti halnya mesin yang bekerja berdasarkan sistem atau tombol tertentu. Contohnya, jika seseorang diberi hukuman setelah melakukan kesalahan, maka ia cenderung tidak akan mengulanginya. Sebaliknya, jika ia mendapatkan hadiah saat berbuat baik, ia akan cenderung mengulang perilaku baik tersebut.
Perilaku Bisa Dipengaruhi oleh Lingkungan
Menurut Skinner, lingkungan sekitar sangat memengaruhi perilaku manusia. Faktor-faktor seperti tempat tinggal, orang-orang di sekitar, suara, cahaya, bahkan bentuk tubuh atau ekspresi wajah dapat memengaruhi cara seseorang bersikap. Namun, hubungan antara rangsangan dan respons tersebut tidak selalu langsung dan jelas. Sebagai ilustrasi:
Seseorang yang bertubuh gemuk bisa saja bersikap periang karena sejak kecil ia belajar untuk bersikap ramah demi diterima oleh lingkungan sosialnya.
Hubungan Behaviorisme dengan Kehidupan Sehari-hari
Pada pertemuan hari ini bersama Bapak Supriadi, M.M., dibahas pentingnya memahami psikologi, terutama dalam konteks kehidupan mahasiswa. Ketika menempuh pendidikan tinggi, kita perlu menyadari pentingnya menjadi pribadi yang lebih baik, dan hal ini termasuk dalam kajian psikologi.
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah bagaimana kita mengelola emosi saat marah kepada teman, membangun komunikasi yang efektif, serta menumbuhkan sikap positif. Salah satu bentuk sikap positif ini dapat berupa mengatur alarm untuk bangun pagi saat waktu salat Subuh tiba.