Tokoh-Tokoh yang Berpengaruh dalam Psikologi Behaviorisme
Penulis: Leni Marlina
Program Studi: Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Semester: 2
Mata Kuliah: Pengantar Psikologi
Jendelakita.my.id. - Terdapat banyak tokoh yang meneliti perilaku manusia dengan menggunakan pendekatan metodologis berdasarkan observasi terhadap perilaku. Metode behaviorisme, sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, merupakan salah satu pendekatan awal yang digunakan oleh para peneliti psikologi ketika cabang ilmu ini mulai memisahkan diri dari filsafat. Hanya dalam kurun waktu sepuluh tahun sejak psikologi berdiri sebagai ilmu mandiri, muncul banyak tokoh yang mengemukakan hasil penelitiannya mengenai perilaku manusia. Di antara banyak tokoh tersebut, berikut ini adalah beberapa yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan psikologi, khususnya behaviorisme:
1. Biografi Wilhelm
Maximilian Wundt (1832–1920)
Wilhelm Wundt lahir pada 16 Agustus 1832 di Neckarau, Baden, sebuah kota kecil yang kurang dikenal di Jerman. Ketika menginjak usia 19 tahun, ia menempuh studi kedokteran di Universitas Heidelberg dan memulai karier akademiknya pada tahun 1865 dengan menulis buku tentang fisiologi manusia (Irawan, 2015). Wundt kemudian dikenal sebagai Bapak Psikologi karena usahanya yang besar dalam memisahkan psikologi dari induknya, yaitu filsafat, dan menjadikannya sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Ia membangun laboratorium psikologi pertama di Universitas Leipzig, Jerman. Proses pemisahan ini tentu tidak berjalan mulus, karena Wundt harus menghadapi berbagai tantangan dan penolakan dari sejumlah pihak. Namun, berkat kegigihannya, psikologi tidak hanya berhasil berdiri sendiri, tetapi juga menjadi fondasi bagi berbagai cabang psikologi lainnya, termasuk behaviorisme.
Psikologi
Strukturalisme
Wundt mengembangkan pendekatan psikologi yang disebut strukturalisme. Pendekatan ini berfokus pada unsur-unsur dasar kesadaran manusia, terutama rasa atau reaksi indera terhadap stimulus. Ia dan para muridnya meneliti bagaimana elemen-elemen kesadaran itu terbentuk dan berinteraksi. Oleh karena itu, pendekatan ini dinamakan strukturalisme karena mencoba memetakan struktur dari kesadaran itu sendiri (Lahey, 2007). Namun, di masa mendatang, pendekatan strukturalisme mendapat kritik dari psikolog lain, khususnya dari aliran Gestalt yang menilai bahwa pendekatan ini terlalu menyederhanakan kompleksitas pengalaman manusia.
2. Biografi Max
Wertheimer (1880–1943)
Max Wertheimer lahir pada 15 April 1880 di kota Praha, Austria (kini menjadi ibu kota Republik Ceko), dalam lingkungan keluarga yang dihormati (Irawan, 2015). Ia dikenal sebagai seorang profesor di Universitas Frankfurt. Pada awal abad ke-20, bersama dengan Kurt Koffka dan Wolfgang Köhler, Wertheimer mendirikan mazhab psikologi Gestalt yang menjadi salah satu aliran penting dalam psikologi modern.
Psikologi Gestalt
Istilah Gestalt secara harfiah berarti “keseluruhan”. Konsep ini menegaskan bahwa kesadaran manusia tidak dapat dipahami hanya dengan menganalisis bagian-bagian kecilnya saja. Menurut pandangan Gestalt, pengalaman manusia merupakan suatu keseluruhan yang utuh dan memiliki makna lebih daripada sekadar jumlah bagian-bagian penyusunnya. Dengan kata lain, manusia memahami dunia bukan dalam potongan-potongan terpisah, tetapi sebagai pola dan bentuk yang terpadu.