Seminar Nasional Otonomi Daerah: Meninjau Kembali Hubungan Pusat dan Daerah dalam Bingkai UUD 1945
Jendelakita.my.id. - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya menggelar sebuah kegiatan ilmiah bertajuk Seminar Nasional Otonomi Daerah: Hubungan Pusat dan Daerah dalam Kajian Ulang UUD 1945.
Seminar ini dilaksanakan di Kampus Universitas Sriwijaya Bukit Besar Palembang dan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya, Prof. Dr. Alfitri (Rabu, 25 Juni 2025).
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya forum ilmiah seperti ini untuk merefleksikan kembali dinamika relasi antara pemerintah pusat dan daerah, terutama dalam konteks otonomi daerah yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Acara ini menghadirkan Letnan Jenderal TNI (Purn.) Bambang Darmono, yang kini menjabat sebagai Sekretaris Nasional Forum Komunikasi Purnawirawan TNI dan Polri, sebagai pembicara kunci (keynote speaker).
Dalam paparannya, Bambang Darmono menyoroti pentingnya memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah demi menjaga stabilitas nasional dan mendorong pembangunan yang merata. Ia juga menekankan bahwa penguatan otonomi daerah harus tetap berada dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berpedoman pada nilai-nilai dasar Pancasila serta UUD 1945.
Selain itu, seminar ini juga menghadirkan sejumlah narasumber akademisi dari berbagai perguruan tinggi terkemuka. Di antaranya adalah Dr. Adriyan Saptiawan, MA dan H. Albar Sentosa Subari, SH, SU dari Universitas Sriwijaya, serta Dr. Diana Fawziah, MA dari Universitas Nasional (UNAS).
Ketiga narasumber ini memberikan perspektif akademik yang mendalam mengenai dinamika hubungan pusat dan daerah, mulai dari aspek historis, yuridis, hingga tantangan-tantangan aktual dalam implementasi otonomi daerah di Indonesia.
Sebagai moderator dalam sesi diskusi, hadir dua akademisi ternama, yakni Ibu Reni Suwarso, Ph.D. dari Universitas Indonesia (UI) dan Dr. Zulfikri Suleman, MA dari Universitas Sriwijaya. Keduanya memandu jalannya diskusi dengan dinamis, membuka ruang dialog yang interaktif antara para narasumber dan peserta seminar. Peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, dan sejumlah tamu undangan yang antusias mengikuti seluruh rangkaian acara hingga selesai.
Dengan terselenggaranya seminar nasional ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam memperkaya wacana akademik dan kebijakan mengenai otonomi daerah. Selain itu, forum ini juga menjadi sarana penting dalam menjaring gagasan konstruktif untuk penguatan hubungan antara pusat dan daerah yang lebih adil, efektif, dan berkelanjutan dalam kerangka negara kesatuan.