Breaking News

Rehabilitasi vs Disiplin


Oleh: H. Albar Sentosa Subari, S.H., S.U. (Pengamat Sosial)

Jendelakita.my.id- Baru-baru ini, kita mendapat informasi yang sempat viral di media sosial mengenai kedatangan orang tua dari seorang anak yang masih duduk di kelas X. Anak tersebut berasal dari salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan.

Orang tua tersebut menemui Gubernur Jawa Barat untuk menyerahkan anaknya agar dimasukkan ke dalam Barak Militer, sebuah program yang tengah digalakkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Mendengar berita tersebut, muncul berbagai komentar dari para pemerhati sosial, baik yang berasal dari pejabat provinsi maupun dari instansi lainnya.
Ada yang berkomentar bahwa tindakan tersebut dilakukan "untuk mencari sensasi" atau "ingin terkenal".
Namun, ada pula yang berpendapat bahwa anak yang mengalami kecanduan narkoba seharusnya direhabilitasi, bukan diberi pelatihan kedisiplinan. Sebab, motif dan modus kenakalan remaja sangat beragam—ada yang sekadar nakal, ada pula yang benar-benar mengalami kecanduan narkoba.

Terlepas dari seluruh cerita di atas, kita tidak akan masuk ke ranah tersebut karena sudah ada pihak-pihak berwenang yang menanganinya.

Di sini, sebagai pengamat patologi sosial, saya ingin mengulas hubungan antara dua variabel penting, yaitu rehabilitasi dan disiplin. Keduanya memiliki keterkaitan yang signifikan dan saling mendukung satu sama lain.

Rehabilitasi bertujuan menyadarkan seseorang dari kecanduan zat adiktif dan sejenisnya, agar ia dapat kembali ke kehidupan normal dan tidak mengulangi perilaku tersebut. Oleh karena itu, proses rehabilitasi sangat diperlukan agar individu bisa pulih dan terbebas dari kecanduan.

Sementara itu, variabel disiplin perlu dibentuk terutama pada individu yang sebelumnya kurang memiliki kedisiplinan. Meski seseorang telah sembuh dari kecanduan, jika ia tidak memiliki disiplin diri, maka proses pemulihan akan sia-sia.

Disiplin merupakan salah satu bentuk "pengobatan" terhadap patologi sosial.
Sedangkan kecanduan narkoba merupakan salah satu wujud dari penyakit sosial.

Dengan demikian, untuk mengatasi atau menghilangkan penyakit sosial seperti kecanduan narkoba, diperlukan upaya rehabilitasi yang dibarengi dengan pembentukan kedisiplinan pada individu yang bersangkutan.

Kesimpulannya, tidak ada yang salah dalam pendekatan ini. Justru, rehabilitasi tidak akan berhasil tanpa adanya disiplin.