Membangun Rumah Tangga Islami: Harapan dan Kriteria dalam Memilih Pasangan Hidup
![]() |
Image by Tom from Pixabay |
Penulis: Yuyun Cahyani Lusia
NIM: 23862080033
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Semester: 4
Jendelakita.my.id. - Menikah merupakan ibadah terpanjang dalam kehidupan, yang penuh dengan ujian namun juga sarat akan pahala. Pernikahan bukanlah soal siapa yang lebih dahulu melangkah, melainkan siapa yang benar-benar siap menjalaninya. Karena kehidupan pernikahan berlangsung seumur hidup, maka memilih pasangan hidup adalah keputusan besar yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Menjadikan seseorang sebagai pasangan hidup tidak cukup hanya berdasarkan rasa suka, tetapi harus dilandasi oleh kesiapan untuk saling berjuang dan berkomitmen dalam membina rumah tangga bersama.
Dalam memilih pasangan hidup, saya memiliki sejumlah kriteria yang saya anggap sangat penting. Pertama dan yang utama, saya menginginkan seorang laki-laki yang saleh—yaitu laki-laki yang takut kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya. Saya meyakini bahwa laki-laki seperti ini, insyaallah, akan mampu mencintai, memuliakan, dan menghargai istrinya dengan sepenuh hati. Selain itu, saya sangat mendambakan seorang hafiz Al-Qur’an. Saya ingin menciptakan suasana rumah tangga yang dipenuhi cahaya Al-Qur’an. Menurut saya, mendidik anak-anak agar menjadi generasi ahlul Qur’an harus dimulai dari keteladanan orang tuanya. Bagaimana mungkin anak-anak mencintai Al-Qur’an jika ayah dan ibunya sendiri jauh dari nilai-nilai Al-Qur’an?
Selain itu, saya menginginkan pasangan yang memiliki akhlak mulia. Menikah bukan hanya menyatukan fisik, melainkan juga menyatukan sifat, karakter, dan kebiasaan. Apabila pasangan kita mudah marah, berkata kasar, atau tidak mampu mengendalikan emosi, maka rumah tangga akan menjadi tempat penuh luka. Oleh karena itu, akhlak yang baik menjadi salah satu fondasi utama dalam membangun keluarga. Saya juga sangat menginginkan suami yang santun dalam bertutur kata, karena saya merasa sangat tidak nyaman dengan orang yang ringan mulut melontarkan ucapan menyakitkan. Bagi saya, tutur kata mencerminkan isi hati, dan ucapan yang baik akan membawa ketenangan dalam rumah tangga.
Saya juga mendambakan sosok laki-laki yang bijaksana dan bertanggung jawab. Dalam rumah tangga, suami adalah nahkoda yang menentukan arah kehidupan keluarga. Bila ia bijak dan mampu memikul tanggung jawabnya dengan baik, maka keharmonisan keluarga akan lebih mudah terwujud. Saya menginginkan suami yang tidak pelit, penuh kasih sayang, dan sabar. Ia harus mampu memperlakukan keluarganya dengan kelembutan dan kemurahan hati, sebab sifat-sifat inilah yang akan memperkuat cinta dan menjauhkan dari pertengkaran.
Hal yang sangat penting bagi saya adalah kesetiaan. Saya ingin memiliki suami yang setia dan tidak memiliki keinginan untuk berpoligami. Bukan berarti saya menolak syariat, melainkan karena saya menyadari bahwa saya bukanlah perempuan yang mampu berbagi cinta. Saya ingin menjadi satu-satunya perempuan dalam hidupnya. Bahkan, sejujurnya, saya lebih ikhlas jika suami saya dipanggil oleh Allah daripada direbut oleh wanita lain. Hati saya rapuh, dan saya paham akan batas kekuatan diri saya.
Dalam hal materi, saya berharap calon suami saya memiliki penghasilan yang cukup. Bukan karena saya bersifat materialistis, melainkan karena saya bersikap realistis. Kehidupan rumah tangga membutuhkan kestabilan ekonomi, dan tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena persoalan finansial. Seorang laki-laki harus mampu menafkahi dirinya terlebih dahulu sebelum menafkahi orang lain. Saya menginginkan pasangan yang rajin dan bersemangat dalam mencari rezeki yang halal dan berkah.
Terakhir, saya berharap suami saya kelak memperbolehkan saya untuk tetap bekerja. Bukan karena saya ingin mengambil alih tanggung jawabnya, tetapi karena saya ingin tetap berkontribusi, terutama dalam membalas jasa orang tua yang telah bersusah payah menyekolahkan saya. Tentunya, saya akan memilih pekerjaan yang tidak mengorbankan waktu dan peran saya sebagai seorang ibu. Sebab, bagi saya, keluarga tetaplah prioritas utama.