Bermotor adalah Keterampilan
![]() |
Image by Fran BEN from Pixabay |
Opini oleh Siti Khodijah
NIM: 23862080025
Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jendelakita.my.id. - Bermotor bukan sekadar mengendarai kendaraan bermesin dua roda dari satu tempat ke tempat lain. Lebih dari itu, bermotor merupakan sebuah keterampilan—yakni kemampuan yang membutuhkan latihan, kesadaran, dan tanggung jawab.
Pertama, seseorang tidak bisa serta-merta menjadi ahli dalam mengendarai motor. Diperlukan proses belajar yang mencakup pengenalan terhadap fungsi motor, teknik berkendara yang aman, serta pemahaman terhadap peraturan lalu lintas. Sama halnya seperti belajar menulis atau memainkan alat musik, keterampilan bermotor terbentuk melalui latihan yang berkesinambungan serta evaluasi diri yang terus-menerus.
Kedua, bermotor melibatkan koordinasi fisik dan mental. Pengendara harus mampu mengendalikan gas, rem, kopling (jika menggunakan motor manual), dan setang dengan presisi. Pada saat yang sama, ia juga harus memperhatikan kondisi jalan, cuaca, serta keberadaan pengguna jalan lainnya. Semua itu memerlukan fokus dan refleks yang baik—hal yang tidak dapat diperoleh secara instan tanpa pengalaman.
Selain itu, keterampilan bermotor juga mencakup aspek etika dan tanggung jawab sosial. Pengendara yang terampil bukanlah mereka yang sekadar mampu melaju cepat atau lihai menyalip kendaraan lain, melainkan mereka yang tahu kapan harus mengalah, menghargai pejalan kaki, serta tidak ugal-ugalan di jalan. Kesadaran ini hanya dimiliki oleh mereka yang benar-benar memahami bahwa motor adalah alat bantu mobilitas, bukan ajang untuk memamerkan keahlian atau keberanian.
Di era modern saat ini, ketika motor menjadi alat transportasi yang paling banyak digunakan di berbagai wilayah, penting untuk menanamkan pemahaman bahwa bermotor adalah keterampilan yang harus diasah dan dijaga. Keterampilan ini tidak hanya menyangkut keselamatan diri sendiri, tetapi juga keselamatan orang lain.
Oleh karena itu, jadilah pengendara yang terampil, tidak hanya secara teknis, tetapi juga secara etis dan emosional. Sebab, pada hakikatnya, kemampuan bermotor yang baik mencerminkan kedewasaan serta kesadaran diri dalam berlalu lintas.