Momentum Bersejarah Bagi Bangsa Indonesia
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Setiap tahun bangsa Indonesia selalu mempunyai sejarah momen momen yang menjadi patokan perjuangan bangsa Indonesia.
Ambil beberapa contoh peristiwa bersejarah itu sepertinya kalau kita maknai secara philosofi ada benang merahnya dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya.
Bulan April tepat kita memperingati hari kartini.yaitu setiap tanggal 21 , di mana perjuangan seorang wanita Indonesia yang melawan atau ingin keluar dari ikatan kebodohan dan ikatan budaya tradisional yang mengekang kebebasan manusia, salah satunya kebebasan untuk menuntut ilmu (belajar).
Bulan Mei tepatnya tanggal 2 kita memperingati hari pendidikan nasional momen kelahiran tokoh pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara.juga memperjuangkan keterpurukan pendidikan kita saat itu. Karena terjadi nya diskriminatif bagi rakyat Indonesia untuk mengenyam pendidikan (Semboyan beliau semua rakyat Indonesia harus berpengetahuan).
Masih pada bulan Mei tepatnya tanggal 20 kita memperingati hari "kebangkitan Nasional". Suatu pergerakan nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang berabad abad menjadi jajahan bangsa asing. Dengan sudah banyak putra putri yang berpendidikan, yang disponsori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo, mendirikan organisasi gerakan kemerdekaan yang terkenal dengan sebutan "Boedi Oetomo".
Pada Bulan Mei sampai Juni di tahun 1945, pemuda pemudi Indonesia menyusun rencana untuk melanjutkan perjuangan dengan kemerdekaan melalui BPUPK (I), PPKI, . Pada momentum tersebut para pemuda pemudi Indonesia yang sudah mendapatkan pendidikan baik di dalam maupun luar negeri, mencari dan menyusun rencana berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka. Walaupun masih tetap dibayangi oleh pemerintahan Jepang.
Pada momon itu Soekarno (1 Juni) menyampaikan pokok pokok pikiran tentang Dasar dan Philosofi Negara Indonesia. Tentu para founding father lainnya sudah menyampaikan gagasannya masing masing, seperti Prof. Soepomo, Mr. Muhammad Yamin, dan Moch. Hatta dan yang lain nya.
Masih pada bulan Juni tepatnya tanggal 22 Juni 1945, merupakan hari lahirnya Piagam Jakarta.
Yang berisikan landasan untuk menyusun pemerintahan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
Puncak perjuangan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 , adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang menyatakan bebasnya negara Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Dan Indonesia ingin membangun suatu negara dari Sabang sampai Merauke.
Memasukkan usia kemerdekaan Indonesia yang ke- 79 ini, Tentu nya harapan warga negara Indonesia dapat menikmati hasil perjuangan para pejuang bangsa dengan kondisi adil dan makmur serta makmur dalam berkeadilan, dalam semua dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai mana tertulis dalam Pembukaan UUD 45 yang selanjutnya di sebut Rechtside (cita hukum).
Kalau kita runut dari satu momen peristiwa sejarah secara satu persatu dan menarik benang merahnya ada satu peristiwa penting bahwa untuk mencapai Indonesia makmur dan sejahtera tidak lain ditentukan oleh faktor sumber daya manusia (SDM).
Yaitu manusia nya harus berkualitas: mulai perjuangan Kartini, Ki Hadjar Dewantara, dr. Wahidin, Soekarno Hatta adalah hasil hasil perjuangan dari sisi pendidikan.
Yang tidak boleh dilupakan adanya momen bersatu para pemuda Indonesia yang dikenal dengan "Sumpah Pemuda" 28 Oktober 28.
Ironisnya kita sekarang pada bulan Mei 24 ini , diwarnai hiruk pikuk dunia pendidikan. Mulai dari Sistem Penerimaan Murid Baru, terjadi protes di sana sini, akibat perbuatan oknumnya yang memanfaatkan secara tidak berkeadilan.
Di tingkat Pendidikan Tinggi, beberapa protes mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri, melakukan demonstrasi dan sudah sampai melakukan protes ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (komisi x).
Kalau masalah dunia "Pendidikan" kita masih menyisakan persoalan persoalan administratif, apalagi di topang dengan kepentingan, pribadi, kelompok, partai yang ditunggangi oleh kekuasaan, maka "kapan lagi kita mau mengisi kemerdekaan Indonesia menuju masyarakat Madani".
Akhirnya dari goresan ini terkait pendapat philosofi barat bernama Machiavelli, antara keterkaitan dunia politik dan pendidikan. Lebih kurang berbunyi: Kalau Mau Tetap Berkuasa, Biarlah Rakyat Dalam Kebodohan.
Artinya untuk mencapai Negara Demokrasi, SDM harus berkualitas.Sehingga dapat berfikir rasional, independen dan merdeka menentukan sikap sendiri.
Bagi mahasiswa fakultas hukum teori ini tidak asing lagi saat mata kuliah Ilmu Negara. Bab soal Bentuk Negara.***
*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan