Jembatan Emas Menuju Indonesia Emas 2045
Tulisan Oleh: H. Albar Sentosa Subari*)
Jendelakita.my.id - Semboyan Memperingati Hari Lahir Pancasila tahun 2024 ini mengusung Thema
"Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045.
Di dalam judul artikel di atas ada dua variabel yang saling berhubungan sebagai variabel independen dan variabel dependen.
Dalam ilmu penelitian istilah istilah itu bukan lah hal yang asing.Untuk mencari jawaban masalah maksud dilakukan suatu penelitian.
Istilah Jembatan Emas, sebenarnya di dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila, kalau kita mau menyimak kalimat demi kalimat dari pidato bung Karno dalam sidang pertama BPUPK (Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) dari tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, dapat kita temukan istilah nya.
Di dalam pidato beliau ada dua makna dari istilah Jembatan. Makna pertama dimaksud adalah Indonesia merdeka (ini sudah dibangun oleh founding father) yang diresmikan diproklamasikan oleh Soekarno Hatta dalam Proklamasi 17 Agustus 1945.
Makna kedua dimaksudkan bahwa setelah Jembatan pertama selesai (jembatan merdeka) maka Indonesia harus membangun Jembatan Emas itu.
Apa yang dimaksud dengan Jembatan Emas itu oleh beliau inti nya bahwa rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, merasakan buah kemerdekaan ini (setelah melalui jembatan merdeka) adalah merasakan sebagai masyarakat yang adil dan makmur, di semua bidang kehidupan. Kalau kita menggunakan istilah Bung Karno dan bung Hatta adalah merasakan Demokrasi Pancasila, yaitu Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi.
Pertanyaan nya apakah kita bisa membangun jembatan emas tersebut, jawabnya tergantung pada kita semua rakyat Indonesia tentu nya dilaksanakan oleh Pemerintah yang berjiwa Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa.
Indonesia berawal dari kelompok kelompok kecil baik yang didasarkan pada suku, etnis, budaya dan agama. Itu mulai terhimpun bermula dari kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Yang secara gerakan persatuan dimulai dari gerakan Budi Oetomo secara politis terucap dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 28.
Masalah Persatuan di dalam kemajemukan masyarakat Indonesia harusnya menjadi prioritas pertama sehingga ada istilah populer Negara Kesatuan Republik Indonesia "HARGA MATI".
Sebab berawal kemerdekaan tepatnya Bung Karno dalam pidato nya 1 Juni 1945, menyebut istilah KEBANGSAAN pada usulnya di dalam sila pertama dari mutiara mutiara yang terpendam yang akhirnya beliau sebut dengan istilah Pancasila.
Maknanya suatu kemerdekaan dari semua negara di dunia ini tidak akan terwujud tanpa Nationale Staats. Nationale Staats yang bagaimana??, tentu Nationale Staats yang mempunyai Dasar Negara. Dan kita negara Indonesia adalah Pancasila (philosofische groundslag).
Philosofische groundslag tidak lain adalah Pancasila yang kita peringati yang ke 79 pada tahun 2024.
Dengan tekat satu abad nanti 2045. Indonesia menjadi " Indonesia Emas" insya Allah.
Tentu semboyan semboyan itu bukan hanya semboyan atau mimpi saja, tapi harus di realisasikan sehingga mewujudkan masyarakat adil dan makmur serta makmur dalam berkeadilan sebagai mana tertulis juga dengan tinta emas ada di dalam Pembukaan UUD NKRI tahun 1945. Yang kita sebut sebagai Rechtside (cita hukum).
Secara Philosofi teoritis dalam bahasa nya adalah Memanusiakan Manusia (lihat bukunya O. Notoamidjojo, Filsafat Hukum).
Dalam istilah Prof. Mr. Makmoen Soelaiman guru besar luar biasa Filsafat Hukum - Hukum Adat di fakultas hukum universitas Sriwijaya mengistilahkan "mewujudkan masyarakat adil makmur dan MAKMUR DALAM KEADILAN (yang sering penulis kutip dalam setiap tulisan tulisan. Huruf kapital Makmur Dalam Keadilan itu istilah beliau) kebetulan penulis adalah asisten nya.
Menuju Indonesia Emas tentu harus melewati Jembatan Emas (istilah Soekarno), yang bentuk dan desain yang sudah dibuat oleh para arsitek antara lain bidang ekonomi pemikiran (desain) Bung Hatta yang sudah terekam dalam Pasal 33 UUD 45.
Tinggal lagi usaha bukan sekedar semboyan untuk merealisasikannya. Untuk itu perlu ada rasa kebangsaan berdasarkan Pancasila sebagai (Philosofische groundslag) . Perlu kita jaga bersama.
Tulisan ini saya tutup juga dengan semboyan
NKRI AKAN ABADI DENGAN MENJADIKAN INDONESIA EMAS BERDASARKAN PANCASILA.***
*) Penulis adalah Ketua Koordinator Jejaring Panca Mandala Sriwijaya Sumatera Selatan